Wednesday, July 22, 2020

Respon Internasional terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia



  • Respon adalah istilah yang digunakan untuk menamakan reaksi atau perilaku seseorang dalam menanggapi suatu hal. 
  • Proklamasi adalah pengumuman resmi yang diberikan atau diinfokan kepada seluruh rakyat, tidak hanya di satu negara saja tetapi untuk seluruh dunia yang terkait dengan kemerdekaan.
  • Kemerdekaan berasal dari kata dasar yaitu, merdeka. Menurut KKBI kata merdeka berarti bebas (dari perhambaan, penjajahan, tidak berarti dan sebagainya.)
  Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya. salah satu syarat berdirinya suatu negara adalah memiliki Pengakuan Kemerdekaan dari Negara Lain. Hal ini agar Indonesia sah menurut hukum atau secara resmi. Berikut beberapa negara yang merespons kemerdekaan Indonesia:

Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari Mesir 


   Mesir sebagai negara pertama yang menerima kemerdekaan Indonesia. Posisi Mesir sebagai basis dan pengendali Liga Arab tentu akan sangat membantu dalam upaya diplomasi Indonesia di negara-negara Arab. Dukungan terhadap Kemerdekaan dan Kedaulatan Indonesia tidak hanya datang dari pemerintah Mesir, tetapi juga dari masyarakat Mesir. Hal itu, terbukti dari tanggapan para pemuda dan pelajar Mesir yang menunjukkan dukungannya terhadap Kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan sendiri, mereka berkali-kali mendemo kedutaan Belanda di Kairo. 

  Upaya diplomasi Indonesia di Mesir membuahkan hasil dengan mengadakannya Dewan Komisaris Muslim di Kairo pada 18 November 1946. Dalam rapat ini, Dewan komisaris liga muslim memberikan anjuran agar anggota-anggotanya mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka. 

  Tepat pada tanggal 22 Maret 1946, Mesir mengakui kedaulatan Indonesia. Pengakuan Mesir menjadi pembuka jalan bagi Indonesia mempertahankan kemerdekaan melalui perkumpulan diplomasi. Mesir kemudian membantu Indonesia dengan mendukung Suriah, Irak, Qatar, dan Arab Saudi untuk mendukung Kemerdekaan Indonesia. Mesir bersama dengan Liga Arab berkali-kali mengecam dan membatalkan Belanda untuk menghentikan agresi militernya di Indonesia.

Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari India


  Pada tanggal 18 Mei 1946, secara resmi India merupakan salah satu Negara yang penting, yang turut adil dalam mendukung kedaulatan Indonesia. Hubungan diplomatis antara India dengan Indonesia berawal pada krisis yang terjadi di India pada saat itu. Pada tanggal 20 Agustus 1946, Indonesia mengirimkan bantuan kepada India, yaitu mengirimkan beras sebanyak 500.000 ton penjajahan yang dilakukan oleh Inggris. Bantuan tersebut kemudian dibalas oleh India dengan cara mendukung penuh dan aktif terhadap isu-isu yang terjadi di Indonesia disaat India berada di forum PBB. 

  Hubungan antara India dan Indonesia pada Konferensi New-Delhi pada bulan Maret - April 1947, tak lama setelah perundingan. Tentu hal itu terjadi setelah India mengumumkan kedaulatan negaranya sendiri pada 15 Agustus 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka.  
 Alasan India menerima kemerdekaan Indonesia yaitu:
  • Kesamaan nasib sebagai bangsa yang pernah dijajah
  • Hubungan kedua pimpinan negara yang erat
  • Memiliki budaya yang menghampir sama
  • Mata uang dengan arti yang sama
  • Kekayaan akan rempah-rempah
Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari Australia

 

   Australia mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Hubungan Indonesia dan Australia mulai terjalin pada tahun 1947. Hal ini, karena Australia dan Indonesia memiliki persamaan yaitu, ingin menyingkirkan Jepang. Bentuk dukungan yang diberikan Australia berupa pemboikota terhadap enam kapal Belanda pada 24 September 1945.  Australia bersama India membawa kasus Belanda menyetujui Perjanjian Linggarjati ke PBB melalui Artikel 39 piagam PBB. Australia membatalkan DK PBB untuk menghentikan aksi Belanda di Indonesia. Peran Australia melawan Indonesia dalam memuluskan jalan Indonesia untuk memperoleh kedaulatan penuh atas negaranya.

Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari Palestina dan Negara Islam Timur Tengah lainnya


  Kemerdekaan Indonesia lepas dari peran dan dukungan dari negara lain. Salah satunya adalah Palestina. Saat itu, Palestina juga tengah dijajah oleh Israel. Namun karena rasa persaudaraan dan ukhuwah sesama muslim, mereka tidak ragu untuk berbagi semangat untuk negara ini untuk merdeka. Ada hubungan yang erat antara proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan pernyataan kecintaan dan antusias bangsa Palestina terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia.

  Setahun sebelum Indonesia merdeka, menantang 6 September 1944, seorang Syekh Amin Al Hussaini yang tinggal di Yerusalem tetapi saat itu dipengasingan Jerman, melakukan seruan dan mengobarkan semangat agar Indonesia memperjuangkan kesejahteraan. Seruan itu disiarkan melalui radio dan menjadi viral di tanah Palestina hingga menggaung ke ibu pertiwi. Sementara Negara yang akhirnya memutuskan di Indonesia adalah Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yaman, Arab Saudi dan Afganistan.

Peranan PBB terhadap Kemerdekaan Indonesia

 

  Banyak negara anggota PBB yang mendukung kemerdekaan Indonesia berdaulat. Mengatasi, masalah Indonesia mendapat perhatian khusus dari Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB kemudian mengakui eksistensi RI secara de facto. Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB yang resmi menggunkaan nama Indonesia, bukan Hindia Belanda.

  25 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB membentuk komisi yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Yang dikenal Komisi Tiga Negara (KTN). Komisi tersebut beranggota tiga negara yaitu;
  • Australia yang dipilih oleh Indonesia yang diwakili oleh Richard C. Kirby
  • Belgia yang dipilih oleh Belanda yang diwakili oleh Paul Van Zeeland
  • Amerika Serikat sebagai pihak yang netral yang diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Kronologi peristiwa setelah terbentuknya KTN:
    • 20 Oktober 1947, KTN memutuskan tugasnya di Indonesia adalah untuk menyelesaikan sengketa anatara Indoensia dan Belanda secara damai. 
    • 8 Desember 1947, mengambil perundingan pertama antara pihak bersengketa yang dikenal dengan Perundingan Renville 
    • 19 Desember 1948 , Soekarno dan Hatta diasingkan oleh Belanda ke Bangka atas tudingan bahwa Indonesia sering melanggar perjanjian Renville. 
    • 22 Desemeber 1948, terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumetera Barat yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara. 
    • 20 - 23 Januari 1949 , para delegasi Indonesia menghadiri konferensi antar-Asia di New Delhi atas undangan perdana menteri India, Jawaharlal Nehru.  
    • 24 Januari 1949,  Dewan Keamanan PBB menggelar sidang untuk membahas Agresi Militer Belanda II 
    • 28 Januari 1949, PBB mengeluarkan resolusi yang memuat beberapa poin untuk mendamaikan Indonesia dan Belanda.  Salah satunya, PBB memutuskan KTN diubah menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia atau Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI)
    Peran PBB:
    • PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda pada masa perjuangan kemerdekaan melalui pembentukan KTN (Komisi Tiga Negara).
    • PBB membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda mengenai masalah Irian Barat (sekarang Papua). Dalam perselisihan tersebut, PBB membentuk Badan Eksekutif Sementara PBB (UNTEA) atau pemerintahan sementara PBB untuk Irian Barat.
    • UNICEF guna dengan Indonesia untuk mendapatkan obata-obatan dan susu. Selain itu, didirikan pula oleh Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang searah dengan kegiatan UNICEF.
    Pengakuan Kemerdekaan Indonesia dari Belanda


      Setelah melalui banyak perjuangan fisik maupun diplomasi, akhirnya pada 23 Agustus 1949, Konferensi Meja Bundar (KMB) diselenggarakan di Ridderzaal, Den Haag, Belanda. Konferensi ini diadakan untuk membahas tentang Indonesia dan Belanda terkait pihak yang bersengketa. 

      Pada KMB, pihak Indonesia diwakili oleh, Moh.Hatta (ketua), Moh. Roem, Prof Dr. Mr. Supomo, J. Leitnena, Ali Sastroamijojo, Djuanda, Sukiman, Suyono Hadinoto, Sumitro Djojohadikusumo, Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel TB Simatupang, Muwardi. Sementara Belanda diwakili oleh Van Maarseven dan Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO) atau Majelis Permusyawaratan Federal diwakili oleh Sultan Hamid II. 

    Pada 2 November 1949 berhasil KMB. Isi dari KMB adalah:
    • Belanda, menerima kedaulatan untuk Republik Indonesia, Serikta pada bulan Desember 1949.
    • Tentang Irian Barat, menyetujuinya ditunda satu tahun setelah menerima kedaulatan. 
    • Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan mengadakan hubungan Uni Indonesia-Belanda yang akan diketuai Ratu Belanda.
    • Segera akan dilakukan pengembalian mundur seluruh tentara Belanda.
    • Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya. 
    Kemudian pada 27 Desember 1949 penyerahan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia disahkan. Penyerahan dilakukan di dua tempat, yaitu Jakarta, Indonesia dan Amsterdam, Belanda.




    Respon Internasional terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Respon adalah istilah yang digunakan untuk menamakan reaksi atau perilaku seseorang dalam menanggapi suatu hal.  Proklamasi adalah pengumu...